Minggu, 06 Januari 2019

DEFINISI MANAJEMEN ASET

Kata “Manajemen” dan “Aset” ini sangat sering kita dengar terutama dalam percakapan di kehidupan sehari-hari tetapi apa definisi manajemen dan aset itu sendiri secara teoritis?
A. Definisi Manajemen

Menurut Marwansyah
Manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. (Marwansyah, 2009:1)
B. Definisi Aset

a. Aset berasal dari istilah asset (bahasa inggris) yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah (fisikal) maupun tidak berwujud. Kekayaan yang berwujud antara lain yang dimiliki perusahaan misal tanah dan gedung. Aset berwujud untuk pelayanan publik misal infrastruktur di antaranya jalan raya, jembatan dan irigasi. Sedangkan kekayaan yang tidak berwujud umpama hak cipta, hak paten dan lain-lain. (Sugiama, 2013:15) 

b. Jika melihat dari sisi ekonomi, aset itu adalah semua hak yang dapat digunakan dalam operasi perusahaan.Yang dapat dimasukkan ke dalam kolom asset salah satunya adalah gedung atau bangunan. Jadi kalau suatu perusahaan memiliki gedung senilai satu miliar rupiah, maka asset yang dihitung adalah satu miliar rupiah itu. Selain gedung, yang bisa dihitung sebagai asset bisa termasuk: merk dagang, paten teknologi, uang kas, mobil, dll. 

c. Dalam akuntansi, aset atau aktiva adalah seluruh kekayaan milik suatu perusahaan. Kekayaan disini sendiri bermaksud pada sumber daya , baik berupa benda ataupun hak kuasa yang mana hal itu diperoleh dari suatu peristiwa yang terjadi di masa lalu dan dimaksudkan agar menjadi manfaat di masa mendatang. Sebelum bisa diakui sebagai aset atau aktiva, sumber daya ini terlebih dahulu harus dapat diukur dengan satuan mata uang,baik itu rupiah, dollar ataupun dengan mata uang yang lainnya. 

C. Definisi Manajemen Aset

a. Menurut Dr. A. Gima Sugiama
Dalam buku Manajemen Aset Pariwisata milik Dr. A. Gima Sugiama (2013) berdasarkan pada pengelolaan aset fisik, secara definitif 
Manajemen Aset adalah ilmu dan seni untuk memandu pengelolaan kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau menghapuskan hingga mengalihkan aset secara efektif dan efisien. 

Daftar Pustaka
Sugiama, A.  Gima. 2013. Manajemen Aset Pariwisata. Bandung: Guardaya Intimarta

Marwansyah. 2009. Manajemen. Bandung. Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung.



CONTOH ASET


Berikut ini adalah beberapa contoh ilustrasi aset berwujud :
Bangunan/Gedung



KANTOR BUPATI
(RISMA, 2018)
Bangunan Kantor Bupati adalah salah satu aset berwujud (tangible asset).


SITUS TAMAN SARI
(RISMA, 2018)
Taman Sari Yogyakarta termasuk aset berwujud, karena bentuk kekayaannya dapat dimanifestasikan secara fisik dengan menggunakan panca indera. Taman Sari adalah bekas taman atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.  Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1758-1769/9. Awalnya, taman yang mendapat sebutan “The Fragrant Garden” ini memiliki luas lebih 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air.

Berikut ini adalah beberapa contoh ilustrasi aset tidak berwujud :


Hak merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang yang sejenis lainnya.

Berikut ini adalah beberapa contoh ilustrasi aset untuk tujuan komersial :

TOL CIPALI
(RISMA, 2018)

Jalan Tol Cipali adalah sebagai jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Tol Cipali termasuk salah satu aset untuk tujuan komersial.
                 


STASIUN KERETA API PAGADEN BARU
  (RISMA, 2017)

   
STASIUN KERETA API KIARA CONDONG
(RISMA, 2018)
Stasiun Kiara Condong dan Stasiun Pagaden Baru merupakan Aset Komersial karena digunakan untuk medapatkan laba dari penjualan tiket kereta bagi penumpang.

Berikut ini adalah beberapa contoh ilustrasi aset untuk tujuan non-komersial :

WADUK JATIGEDE
(RISMA, 2017)

Waduk Jatigede merupakan contoh aset non komersial karena tujuan pebangunannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


JL. TANGKUBAN PERAHU
(RISMA, 2018)

Jalan tangkuban perahu merupakan contoh aset non komersial karena tujuan pembangunannya adalah tidak untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya melainkan lebih kepada pelayanann kepada masyaarakat.

AZAS DAN PRINSIP MANAJEMEN ASET

  
Dalam manajemen aset, tentunya ada asas yang harus diterapkan dalam manajemen aset. Asas dalam manajemen aset berarti “Dasar yg dijadikan menjadi tumpuan berpikir dan bertindak dalam pengelolaan seluruh kekayaan.” Adapun azas-azas manajemen aset yang harus diterapkan adalah sebagai berikut:

  1. Azas Fungsional, memiliki arti bahwa aset harus memiliki kegunaan dan kemanfaatan sesuai dengan rencana.
  2. Kepastian Hukum, memiliki arti bahwa dalam pengelolaan aset harus memiliki kepastian aturan secara hukum.
  3. Transparansi dan Keterbukaan, memiliki arti bahwa seluruh pengelolaan aset harus dilaksanakan secara terbuka baik terhadap informasi maupun data mengenai aset tersebut.
  4. Efisiensi, memiliki arti bahwa aset yang dikelola harus mengeluarkan sumber daya yang serendah mungkin untuk mendapatkan hasil yang tinggi, atau efisien itu rasio yang tinggi antara output dengan input.
  5. Akuntabilitas, memiliki arti bahwa aset yang dikelola harus disajikan dan dilaporkan mengenai segala tindak tanduknya oleh pengelola aset
  6. Kepastian Nilai, memiliki arti bahwa aset yang dikelola perlu dinilai secara akurat melalui proses penilaian aset.

Adapun prinsip-prinsip dalam manajemen aset yaitu :
  1. Efektip, yaitu pengelolaan aset yang dilakukan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya.
  2. Efisien, yaitu aset yang dikelola harus mengeluarkan sumber daya yang serendah mungkin     untuk mendapatkan hasil yang tinggi, atau efisien itu rasio yang tinggi antara output dengan input.
  3. Fleksibel, yaitu dalam pengelolaan aset harus memiliki keluwesan atau fleksibilitas berdasarkan tingkat toleransi tertentu.
  4. Optimal, yaitu tingkat capaian yang dicerminkan oleh kondisi, derajat, atau jumlah dapat memadai sesuai yang telah direncanakan sebelumnya.



Sumber Referensi :
Sugiama, A.Gima. 2017. Manajemen Aset Pariwisata: Pelayanan Berkualitas Agar Wisatawan Puas dan Loyal. Bandung: Guardaya Intimarta.





SIKLUS MANAJEMEN ASET






Siklus aset diatas menurut A.Gima Sugiama adalah pengelolaan aset mulai dari perencanaan hingga penghapusan aset. Berikut penjelasan siklus aset menurut Sugiama :


1. Perencanaan Kebutuhan Aset : Dalam tahap awal ini dilakukan perencanaan untuk     merencanakan suatu aset yang dilakukan oleh sebuah organisasi.

2.  Pengadaan Aset : Dalam tahap ini dilakukan serangkaian kegiatan agar bisa mendapatkan atau memperoleh aset yang dilaksanakan oleh organisasi yang bersangkutan.

3. Inventarisasi Aset : Invetarisasi aset adalah suatu proses pencatatan dimana suatu aset yang sudah diadakan/dibeli dicatat sebagai suatu kepemilikan sebuah organisasi  dan organisasi tersebut memiliki hak atas aset yang bersangkutan.

4. Legal Audit Aset : Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan pada aset yang bersangkutan mulai dari sisi kepemilikan, hak, dan secara hukum yang berlaku. 

5. Penilaian Aset : Dalam tahap ini dilakukan kegiatan penilaian yang bertujuan untuk menilai aset yang bersangkutan dari segi ekonomi suatu properti apakah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Pengoperasian dan Pemeliharaan Aset : Dalam tahap ini mulai dilakukan segala cara dan upaya untuk membagun atau mengembangkan suatu aset yang ada dan menjadikannya bermanfaat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

7. Pembaharuan atau Rejuvenasi Aset : Tahap ini dilakukan jika aset yang bersangkutan dirasa kurang efektif dan efisien untuk dikembangkan, maka dilakukan pembaharuan yang prosesnya dimulai lagi dari proses awal yaitu tahap perencanaan.

8. Penghapusan Aset : Dalam tahap ini kita dapat memilih dua opsi yaitu pengalihan aset dan pemusnahan aset. Penghapusan aset sendiri adalah tahap yang dilakukan jika aset yang bersangkutan sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Pengalihan aset contohnya adalah penjualan, hibah, dan penyertaan modal. Sedangkan pemusnahan aset adalah memusnahkan atau menghancurkan aset yang bersangkutan.

9. Pengalihan Aset: Dalam tahap ini pengalihan aset melalui penjualan, penghibahan, penyertaan modal, atau pemusnahan aset.


Daftar Pustaka
Sugiama, A.Gima. 2017. Manajemen Aset Pariwisata: Pelayanan Berkualitas Agar Wisatawan Puas               dan Loyal. Bandung: Guardaya Intimarta.

Sabtu, 05 Januari 2019

JENIS - JENIS ASET


A. Menurut sifat wujudnya
Jenis aset menurut A.Gima Sugiama, terbagi menjadi ke dalam dua bentuk :
1. Aset berwujud atau tangible assets adalah kekayaan yang dapat dimanifestasikan secara fisik dengan menggunakan panca indera. Contoh aset berwujud antara lain berupa :
a. Tanah atau lahan
b. Bangunan
c. Infrastruktur misal jalan raya, jembatan, irigasi, waduk
d. Peralatan dan perlengkapan pabrik atau 
plant and machinery
e. Peralatan dan perlengkapan kantor misal meubeul atau furniture
f. Persediaan barang
g. Sumberdaya alam seperti bahan tambang, hutan/tanaman, air, dan sumber daya alam lainnya.
2. Aset tidak berwujud atau intangible assets adalah kekayaan yang manifestasinya tidak berwujud secara fisik yakni tidak dapat disentuh, dilihat, atau tidak bisa dikur secara fisik, namun dapat diidentifikasikan sebagai kekayaan secara terpisah, dan kekayaan ini memberikan manfaat serta memiliki nilai tertentu secara ekonomi sebagai hasil dari proses usaha atau melalui waktu. Aset ini antara lain berupa :
a. Hak paten misal untuk sebuah formulasi produk
b. Hak cipta atau 
copyright atas sebuah karya
c. Nama baik sebuah organisasi/perusahaan atau 
Goodwill
d. Hak merek dagang
e. Hak atas usaha waralaba atau 
franchise
B. Menurut tujuan penggunaan dan pemanfaatan aset
Aset juga menurut A. Gima Sugiama, dapat dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan tujuan penggunaan dan pemanfaatan asaet tersebut yakni :
1.      Aset untuk tujuan komersial misal aset yang dimiliki perusahaan guna mencari laba. Perusahaan BUMN dan swasta menyediakan asetnya ditujukan untuk mendukung seluruh operasi perusahaan agar mencapai laba maksimum. Seluruh lahan bangunan berikut peralatan dan perlengkapan yang dimilikinya diorientasikan untuk kepentingan bisnis/komersial
2.      Aset untuk tujuan non komersial seperti aset pemerintah untuk pelayanan pulik. Pemerintah menyediakan jalan, jembatan, irigasi, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain ditujukan untuk memberikan pelayanan pada masyarakat. Seluruh aset tersebut tidak ditujukan untuk mencari laba, namun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat




Sumber Referensi :
Sugiama, A.Gima. 2017. Manajemen Aset Pariwisata: Pelayanan Berkualitas Agar Wisatawan Puas dan Loyal. Bandung: Guardaya Intimarta.

RUANG LINGKUP MANAJEMEN ASET




ILUSTRASI MANAJEMEN ASET MERUPAKAN HIBRIDA DARI BEBERAPA KEILMUAN

(SUGIAMA, 2016)


Sebagai ilustrasi manajemen aset yang ditujukan untuk pengelolaan infrastruktur, misal secara teknis dalam pemeliharaan gedung diperlukan pemahaman mengenai perencanaan dan pengendalian pemeliharaan, pengetahuan aspek fisik gedung, tentang peralatan dan perlengkapan fisik untuk pelaksanaan pemeliharaan, serta kemampuan menghitung seluruh unsur dan item biaya pemeliharaan maupun pengelolaan keuangan untuk pemeliharaan secara ekonomis atas gedung tersebut (Duffuaa, 1999, Sugiama, 2016)
Ruanglingkup manajemen aset juga dapat dilihat berdasarkan elemen yang tercakup dalam manajemen aset. Adapun elemen manajemen aset meliputi :
1.      Pengembangan database yang terintegrasi yang dibangun dalam sebuah sistem misal Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA).
2.      Melakukan pemantauan dan mengevaluasi aset.
3.      Merancang alat/instrumen dan melaksanakan optimalisasi aset secara ekonomi atau secara kerekayasaan.
4.      Menganalisis strategi investasi internal.
(Sugiama, 2016)




Sumber Referensi :
Sugiama, A.Gima. 2016. Manajemen Aset Pariwisata: Pelayanan Berkualitas Agar Wisatawan Puas dan Loyal. Bandung: Guardaya Intimarta.

FUNGSI MANAJEMEN ASET


1.      Merencanakan kebutuhan asset;
2.      Mengadakan asset;
3.      Mengiventarisasi asset;
4.      Mengaudit & melengkapi aspek legal asset;
5.      Menilai asset;
6.      Mengoperasikan asset;
7.      Memelihara asset;
8.      Menghapuskan asset;
9.      Mengalihkan atau memusnahkan asset.
(Sugiama, 2016)




Sumber Referensi :
Sugiama, A.Gima. 2016. Manajemen Aset Pariwisata: Pelayanan Berkualitas Agar Wisatawan Puas dan Loyal. Bandung: Guardaya Intimarta.